
1. Berbicara di depan umum.
siapkanlah pembukaan dan penutupan yang berwibawa dan menarik karena pada dua hal inilah sebenarnya pendengar kebanyakan dipikat.
Dalam membawakan pembukaan usahakan agar :
a. Memahami dan hafal isi pmbukaan secara baik.
b. Menarik perhatian pendengar.
Dengan memberikan pertanyaan yang menggelitik, menceritakan suatu cerita, kejutan dengan pekik dan sebangsanya, memberikan suatu lelucon, membuka gambar atau menunjukkan slide yang menarik.
Dalam menutup hendaknya :
a. Segeralah menghentikan pembicaraan
Kalau sudah menyatakan akan berhenti karena setiap orang berulang ulang menyebutkan bahwa yang dikatakannya adalah yang terakhir tetapi nyatanya bersambung dan membosankan.
b. Berikan singkatan dan resume dari isi pembicaraan dan buatlah pendengar memahami dengan baik.
c. Ingat bahwa kata-kata terakhir.
Hendaklah diingat bahwa kata-kata terakhir pembicaraan akan lama berkesan pada pendengar, maka buatlah kata-kata akhir yang mengesankan dan bukannya mengambang yang membuat pendengar berpikir “memangnya urusan saya!”.
2. Hindarkan untuk minta maaf secara basa-basi sebelum bicara.
Sering pembicara sewaktu akan mulai sudah minta maaf karena tidak bias berpidato dan sebagainya. Hal seperti ini akan membuat pendengar kurang menghargai dan meremehkan pembicara.
3. Hendaknya diketahui bahwa tidak semua pendengar menangkap isi materi, maka buatlah ulangan dari hal-hal penting yang hendak ditekankan dengan baik.
4. Jangan sekali-kali menghina pendengar Dan berlagak seakan mereka tidak tahu sama sekali tentang topic tersebut atau seakan menggurui mereka. Akibatnya bias runyam karena anda kehilangan simpati dari pendengar.
5. Kalaupun statistik atau angka-angka harus ditampilkan hendaknya jangan terlalu banyak agar tidak membingungkan. Ingat bahwa angka tidak bisa mudah diingat seketika hanya dengan melihat dan pemaparan angka cenderung membosankan.
6. Hindari emosi yang berlebihan karena orang malas melihatnya, demikian juga hindarkan membesar-besarkan fakta atau cerita (membual). Berusahalah sewajar mungkin karena kewajaran disukai semua orang.
7. Hindarkan mencela orang atau pembicara lain didepan umum karena selain kurang etis juga akan menimbulkan kesulitan sendiri.
8. Usahakan supaya tidak membosankan dengan memberikan sisipan yang baik.
9. Jangan sekali-kali meremehkan suku, ras, bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan yang berlaku di daerah tempat berbicara.
10. Dalam improvisasi usahakan tidak melantur jauh dari isi pidato
11. Bernapaslah dari hidung dan menghembuskan nafas pada saat yang wajar.
Latihlah bernapas dengan perut dan menghembuskan napas dari hidung. Napas yang keluar masuk dari mulut akan menimbulkan bunyi desah.
12. Perlihatkan wajah yang penuh percaya diri dan senyum yang menyejukkan.
Banyak orang berbicara dengan wajah lesu dan kurang percaya diri karena mungkin kurang menguasai materinya. Karena itu, penguasaan materi secara utuh akan memperbesar rasa percaya diri dan akan tercermin pada wajah waktu berbicara.
13. Jaga artikulasi dari tiap kata dengan jelas dan hindarkan berbicara “ngegerendeng” di depan umum.
Selain sukar dimengerti, “ngegerendeng” sering membuat orang tersinggung.
14. Apabila bahasa asing harus digunakan, usahakan ucapannya (pronounciation) dari bahasa tersebut benar.
Tanyalah kepada ahli bahasa. Kalau kurang paham pengucapannya jangan dikatakan. Lebiyh baik ganti dengan bahasa sendiri. Penggunaan bahasa asing hanya untuk gagah-gagahan sangat tidak dianjurkan karena mungkin maksudnya memberikan kesan up to date tapi sering menggelikan.
15. Selama memungkinkan berilah gambar atau diagram yang ditulis pada saat itu atau yang telah dipersiapkan lebih dahulu.
Sebuah gambar akan lebih “berbicara” daripada seribu kata.
Dengan dasar yang benar dan pelatihan yang banyak, maka berbicara didepan orang banyak akan merupakan seni tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar